Kurangnya Kontak Mata sebagai Gejala Autisme
Daftar Isi:
- Bagaimana Autisme Didiagnosis
- Mengapa Anak-Anak dengan Autisme Kurang Kontak Mata?
- Kriteria Diagnostik Lainnya
- Bagaimana Mengenalinya Jika Ada Masalah
- Apa yang terjadi selanjutnya
PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR (Januari 2025)
Jika Anda telah melihat gejala autisme, Anda mungkin telah melihat referensi untuk "kurangnya kontak mata." Dengan kata lain, anak-anak (dan orang dewasa) dengan autisme cenderung melihat langsung ke mata orang lain, yang menunjukkan bahwa mereka kurang terlibat dengan orang lain atau kurang responsif terhadap orang pada umumnya. Kurangnya kontak mata, bagaimanapun, tidak sesederhana kelihatannya. Tidak hanya dapat terjadi karena berbagai alasan, tetapi mungkin juga memiliki beberapa penyebab.
Bagaimana Autisme Didiagnosis
Menurut DSM-5, autisme dicirikan oleh "gangguan signifikan dalam penggunaan beberapa perilaku nonverbal seperti tatapan mata-ke-mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerakan untuk mengatur interaksi sosial."
"Kurangnya kontak mata" adalah salah satu dari banyak kriteria yang digunakan oleh dokter untuk mendiagnosis autisme, tetapi kurangnya kontak mata saja tidak cukup untuk menunjukkan bahwa diagnosis sesuai. Sebaliknya, ini hanyalah satu dari banyak tanda dan perilaku yang mungkin menunjukkan autisme. Karena tidak ada tes darah dan pencitraan untuk melakukan ini, dokter harus mengandalkan spektrum perilaku karakteristik untuk membuat diagnosis. Daftar ini kemudian dapat dibandingkan dengan kriteria yang diuraikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Berdasarkan bukti, dokter dapat mengkonfirmasi atau mengecualikan autisme sebagai penyebabnya atau, sebagai alternatif, menunjukkan bahwa diagnosis tidak dapat disimpulkan.
Mengapa Anak-Anak dengan Autisme Kurang Kontak Mata?
Ada banyak alasan mengapa anak mungkin tidak melakukan kontak mata; tidak berarti semua alasan itu berhubungan dengan autisme. Misalnya, mereka dapat:
- takut atau tidak menyukai orang yang meminta kontak mata
- memiliki pendengaran rendah dan tidak mengetahui permintaan untuk kontak mata
- merasakan kecemasan atau rasa malu sosial yang umum
- berasal dari budaya yang melihat kontak mata langsung sebagai tanda tidak hormat (ini termasuk banyak budaya Asia)
Namun, anak-anak dengan autisme umumnya menghindari kontak mata karena berbagai alasan. Sementara studi tidak sepenuhnya konklusif, temuan menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme:
- sering tidak memiliki motivasi sosial yang biasa yang mengarahkan anak-anak lain untuk melakukan kontak mata
- dapat menemukan kontak mata untuk menjadi pengalaman sensorik yang sangat intens dan luar biasa
- merasa sulit untuk fokus pada bahasa lisan dan mata orang lain secara bersamaan
- mungkin tidak mengerti bahwa mengamati mata orang lain lebih terbuka daripada, misalnya, memperhatikan mulut atau tangan orang itu
Kriteria Diagnostik Lainnya
DSM-5 mendefinisikan autisme sebagai kurangnya komunikasi sosial dan interaksi yang berkelanjutan di berbagai konteks sebagaimana ditandai oleh perilaku berikut:
- Kurangnya timbal balik sosial-emosional (pertukaran input dan respons timbal balik)
- Kurangnya komunikasi nonverbal (termasuk ekspresi wajah)
- Ketidakmampuan untuk mengembangkan, mempertahankan, atau memahami hubungan, sering dianggap oleh orang lain sebagai apatis atau tidak tertarik
Jelas, kurangnya kontak mata dapat dan memang memainkan peran dalam semua perilaku ini.Seorang anak yang tidak memiliki kontak mata tetapi berinteraksi sosial, menggunakan komunikasi non-verbal, dan membangun ikatan pribadi yang dekat tidak mungkin autis - bahkan jika dia tidak memiliki kontak mata.
Bagaimana Mengenalinya Jika Ada Masalah
Kurangnya kontak mata sendiri tidak boleh dianggap sebagai gejala autisme. Ini terutama benar pada bayi yang mungkin tidak melakukan kontak mata tetapi umumnya akan memalingkan muka mereka ke arah wajah seseorang.
Namun, Anda mungkin ingin menyelidiki autisme jika anak Anda berusia di bawah tiga tahun, kurang kontak mata, dan menunjukkan salah satu dari sifat-sifat berikut ini:
- Gagal merespons namanya meskipun pendengarannya normal
- Keterlambatan perkembangan dalam tonggak komunikasi sosial
- Perilaku autisme yang umum seperti aktivitas berulang yang tidak berfungsi, kurangnya permainan imajinatif, atau penggunaan mainan yang tidak lazim
Anda kemudian dapat memutuskan apakah akan menghubungi dokter anak perkembangan atau psikolog untuk melakukan evaluasi berdasarkan skala Evododynamic Evaluation of Changes (APEC) skala Autisme.
Apa yang terjadi selanjutnya
Jika anak Anda didiagnosis menderita autisme, terapi dapat mulai mengembangkan atau meningkatkan keterampilan komunikasi umumnya.
Sementara beberapa fokus akan ditempatkan pada pengembangan kontak mata, itu biasanya bukan solusi awal dan akhir. Untuk beberapa orang, kontak mata-ke-mata dapat menjadi sumber kecemasan dan / atau stimulasi berlebihan, sementara yang lain akan merespons dengan menatap seseorang untuk jangka waktu yang lama dan tidak nyaman.
Menetapkan tujuan yang realistis dan bertahap selalu merupakan cara terbaik untuk memastikan bahwa anak Anda mendapatkan perawatan yang paling tepat khusus untuk kebutuhannya.
Mata Kering Evaporatif atau Kurangnya Air Mata
Mata kering disebabkan oleh kurangnya kualitas air mata. Pelajari tentang satu jenis mata kering yang disebut sindrom mata kering menguap.
Lensa Kontak Hibrid - Lensa Kontak Alternatif
Lensa kontak hibrid adalah jenis kontak khusus. Pelajari tentang bagaimana beberapa orang mendapat manfaat dari lensa kontak hybrid dan lihat apakah itu cocok untuk Anda.
Lensa Kontak Scleral Adalah Kontak Yang Lebih Nyaman
Pelajari semua tentang lensa kontak scleral dan bagaimana mereka bisa bermanfaat bagi penglihatan Anda. Apakah jenis kontak ini tepat untuk Anda?