Apakah Pemanis Buatan Aman?
Daftar Isi:
- Jenis Pengganti Gula
- Dari Gula ke Pemanis Buatan
- Membandingkan Pemanis Buatan
- Efek Fisiologis yang Merugikan
Apakah Pemanis Buatan Aspartam itu Berbahaya ? (Januari 2025)
Dari soda diet hingga makanan penutup dan permen bebas gula, pengganti gula praktis ada di mana-mana saat ini. Setelah dianggap sebagai obat mujarab untuk mengurangi risiko masalah kesehatan yang berhubungan dengan makanan (obesitas, diabetes, kerusakan gigi), pemanis buatan kini semakin banyak diteliti oleh beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka mungkin tidak seaman yang kita kira.
Jenis Pengganti Gula
Istilah "pengganti gula" mengacu pada senyawa manis alami selain gula meja (sukrosa) dan pemanis buatan yang diproduksi melalui sintesis kimia.
Senyawa manis alami termasuk zat seperti sorbitol yang ditemukan dalam apel dan sirup jagung, susu laktosa, dan xylitol menemukan beberapa buah dan sayuran. Mereka secara inheren adalah zat manis dengan berbagai tingkat kemanisan.
Senyawa-senyawa yang disintesis secara artifisial tidak berasal dari alam dan termasuk merek-merek populer seperti Equal (aspartame), Splenda (sucralose), dan Sweet'N Low (sakarin). Stevia, produk yang sering dianggap buatan, sebenarnya berasal dari Stevia rebaudiana menanam.
Dari Gula ke Pemanis Buatan
Kebanyakan orang menyadari bahaya makan terlalu banyak gula.Epidemi obesitas, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit ginjal saat ini sebagian besar merupakan akibat dari jumlah sukrosa yang dikonsumsi oleh rata-rata orang Amerika. Ini adalah keadaan yang oleh pejabat kesehatan disebut sebagai "epidemi kardiorenal," di mana tingkat penyakit jantung dan ginjal yang tinggi terkait langsung dengan makanan yang kita makan, termasuk gula.
Menanggapi epidemi ini, pengganti gula telah dipasarkan secara agresif kepada publik sebagai sarana untuk secara harfiah "mengambil kue Anda dan memakannya juga." Sayangnya, solusi ini tidak semudah kedengarannya, dan kita telah menyadari bahwa pengganti gula mempengaruhi tubuh kita dengan cara yang kompleks dan sering bertentangan.
Membandingkan Pemanis Buatan
Dalam tinjauan ekstensif yang dilakukan pada 2012, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan bahwa pemanis buatan "aman untuk populasi umum dalam kondisi penggunaan tertentu." Ini termasuk rekomendasi untuk tidak melebihi asupan harian yang dapat diterima (ADI) yang diuraikan oleh agensi.
Dari pemanis yang saat ini disetujui, FDA telah melakukan serangkaian penelitian untuk menentukan apa, jika ada, kekhawatiran masyarakat tentang penggunaannya. Dari tiga produk paling populer:
- Aspartame (Equal) adalah salah satu pengganti gula yang diproduksi masal paling awal dan, pada waktu itu, telah menarik kontroversi yang adil. Sementara ada kekhawatiran awal tentang kaitan aspartame dengan leukemia, limfoma, dan kanker otak, kata resmi hari ini dari FDA dan National Cancer Institute adalah bahwa tidak ada hubungan seperti itu yang ditemukan.
- Sakarin (Sweet'N Low) dilaporkan menyebabkan kanker kandung kemih pada tikus lab; efek yang sama belum terlihat pada manusia. Ketakutan awal ini menyebabkan Kanada melarang produk tersebut pada tahun 1977. AS hampir melakukan hal yang sama tetapi sebaliknya meminta produk tersebut untuk membawa label peringatan. Persyaratan ini dicabut pada tahun 2001 setelah penelitian dari Program Toksikologi Nasional menyimpulkan bahwa sakarin tidak memiliki sifat karsinogenik (penyebab kanker).
- Sucralose(Splenda) ditemukan pada 1976 dan dirilis di A.S. pada 1998. FDA telah melakukan hampir 100 studi dan tidak menemukan hubungan yang diketahui antara sucralose dan kanker atau penyakit jantung.
Efek Fisiologis yang Merugikan
Fakta bahwa FDA menganggap pemanis buatan aman untuk konsumsi manusia seharusnya tidak menyarankan mereka dapat digunakan dengan impunitas. Sementara pemanis buatan mampu meniru sensasi gula, respons fisiologis terhadap penggunaannya seringkali sangat berbeda.
Biasanya, respons tubuh terhadap sukrosa adalah mengurangi nafsu makan dan menciptakan rasa kenyang, sehingga mengurangi asupan kalori. Respons yang sama tampaknya tidak terjadi dengan pemanis buatan, merongrong klaim bahwa mereka adalah produk "diet". Fenomena ini disebut sebagai "kompensasi kalori" di mana orang akan terus makan meskipun tidak lapar.
Pada saat yang sama, pemanis buatan dapat memicu lonjakan insulin, sesuatu yang mungkin tidak disadari penderita diabetes saat makan permen "diabetes" tertentu. Bersama-sama, efek-efek ini dapat mengambil kembali semua keuntungan yang dijanjikan kepada orang-orang yang mengalami obesitas, diabetes, atau menderita penyakit ginjal kronis.
Pada 2012, American Heart Association dan American Diabetes Association mengeluarkan pernyataan di mana mereka berdua memberikan anggukan kepada pemanis buatan, mengkonfirmasi "penggunaan yang tepat" sebagai bagian dari strategi diet yang terinformasi. Pernyataan itu juga menyoroti risiko kompensasi kalori dan memperingatkan konsumen agar tidak menggunakan pemanis sebagai "peluru ajaib" untuk memerangi obesitas dan diabetes.
Apakah Pemanis Buatan Benar-benar Buruk untuk Saya?
Lima ahli terkemuka berbagi pendapat mereka tentang apakah pemanis buatan buruk untuk Anda dan bagaimana mereka secara pribadi menggunakan pemanis buatan.
Apakah Pemanis Buatan Benar-Benar Buruk bagi Saya?
Lima ahli terkemuka membagikan pendapat mereka tentang apakah pemanis buatan buruk bagi Anda dan bagaimana mereka secara pribadi menggunakan pemanis buatan.
Apakah Rebiana Pemanis Alami yang Aman?
Pelajari tentang rebiana, pemanis turunan stevia, termasuk kegunaannya, baik aman maupun alami, dan bagaimana diproses dan digunakan.