IBS dan Respon Stres
Daftar Isi:
How stress affects your body - Sharon Horesh Bergquist (Januari 2025)
Anda mungkin pernah mengalami sendiri hubungan antara IBS dan stres. Ini banyak hubungannya dengan cara tubuh kita merespons perubahan internal atau eksternal. Respon stres ini, juga dikenal sebagai respon fight-or-flight, tampaknya telah berkembang sehingga memungkinkan kita untuk menanggapi situasi yang mengancam jiwa dengan cara yang akan memaksimalkan peluang kita untuk bertahan hidup.
Respons stres adalah proses yang rumit. Ini melibatkan sistem saraf dan endokrin kita dan merangsang perubahan dalam berbagai proses tubuh, termasuk tekanan darah, detak jantung, ketegangan otot dan fungsi usus. Perubahan fungsi usus inilah yang menyatukan respons stres dan IBS.
Koneksi Otak-Usus
Menanggapi stres yang dirasakan (eksternal atau internal), berbagai bagian otak mulai berkomunikasi satu sama lain, termasuk korteks sensorik, thalamus, dan batang otak. Proses ini kemudian memicu respons di sepanjang dua jalur tubuh utama. Yang pertama adalah sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal, menghasilkan peningkatan sekresi hormon, terutama hormon kortisol.
Jalur kedua adalah sistem saraf otonom, yang melepaskan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) yang menyebabkan perubahan sistem kardiovaskular, otot, dan pencernaan. Kedua jalur ini secara langsung mempengaruhi jaringan saraf yang ditemukan di usus, yang dikenal sebagai sistem saraf enterik. Proses ini, yang dimulai dengan stresor yang dirasakan, diikuti oleh respons otak, dan mengakibatkan stimulasi sepanjang dua jalur ke usus, menggambarkan pentingnya melihat respons stres dalam mencoba memahami disfungsi yang bermanifestasi sebagai gejala IBS.
Perubahan Fisik dalam Respon Stres
Respons stres memicu perubahan fisiologis berikut:
- Detak jantung meningkat
- Meningkatkan respirasi
- Ketegangan otot meningkat
- Penghambatan sistem kekebalan tubuh
- Keterlambatan pengosongan perut
- Peningkatan kecepatan kontraksi kolon
- Relaksasi otot kandung kemih
Penelitian
Dalam upaya menemukan pengobatan yang efektif untuk gejala IBS, para peneliti telah menyelidiki berbagai zat yang dilepaskan selama respons stres. Salah satu zat yang tampaknya memiliki signifikansi utama dalam respon stres adalah corticotropin-releasing-factor (CRF).
CRF adalah keluarga peptida (molekul yang menghubungkan asam amino) yang ditemukan di otak dan usus. Di otak, reseptor CRF ditemukan di area yang berhubungan dengan pencernaan, emosi dan sistem saraf otonom. Di usus, CRF bertindak di dalam usus besar untuk meningkatkan sekresi lendir dan air, mempengaruhi kecepatan kontraksi usus (motilitas), dan tampaknya terkait dengan pengalaman sakit perut.
Diharapkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang peran CRF akan mengarah pada perbaikan dalam pengembangan obat yang menargetkan gejala IBS.
Memahami Respon Kekebalan Tubuh dan Sistem Kekebalan Tubuh
Di hadapan agen infeksi, sistem kekebalan tubuh akan aktif untuk melindungi dirinya sendiri. Pelajari cara kerjanya dan bagaimana HIV lolos dari pertahanan ini.
Penyebab dan Pemicu Respon Vagal
Pelajari semua tentang respons vagal, apa gejalanya, dan apa yang dapat Anda lakukan jika Anda mengalami episode pingsan yang tidak terduga.
Clomid Resistance dan Meningkatkan Respon Ovulasi
Jika Anda tidak berovulasi pada Clomid, pelajari apa yang Anda dan dokter Anda dapat lakukan untuk meningkatkan peluang kesuksesan Anda.