Obat untuk Gejala Perilaku Alzheimer
Daftar Isi:
Kenali Gejala Penyakit Alzheimer (Januari 2025)
Obat-obatan yang disebut obat-obatan psikotropika kadang-kadang dapat diresepkan untuk mengobati beberapa gejala perilaku dan emosi dari penyakit Alzheimer. Obat-obatan ini bisa efektif tetapi juga dapat menyebabkan efek samping yang parah. Kelas obat ini biasanya digunakan setelah mencoba pendekatan non-obat secara konsisten dan ternyata tidak efektif.
Opsi Obat
Obat-obatan psikotropika dapat termasuk antidepresan, antipsikotik, dan obat anti-kecemasan, serta penstabil suasana hati dan obat hipnotis. Obat-obatan ini diresepkan untuk mengatasi gejala-gejala seperti depresi, kegelisahan, insomnia, halusinasi, dan paranoia.
- Obat Anti-Kecemasan:Seperti namanya, obat-obatan ini menargetkan perasaan dan perilaku cemas. Mereka dapat membantu menenangkan seseorang yang berjuang dengan kecemasan, tetapi efektivitas mereka sering hilang dalam beberapa jam. Ativan dan Xanax adalah dua obat umum dalam kelompok ini.
- Obat Antidepresan:Obat-obatan antidepresan mungkin sesuai untuk digunakan ketika seseorang sedang berjuang dengan depresi. Depresi sering terjadi pada orang dengan Alzheimer dan tidak boleh dianggap sebagai bagian normal dari bertambahnya usia. Obat-obatan yang meningkatkan suasana hati seperti Celexa dan Remeron dapat meningkatkan kesehatan emosi dan pandangan hidup seseorang secara keseluruhan, dan umumnya dianggap sebagai kelompok obat psikotropika yang paling aman. Antidepresan juga dapat memiliki efek positif lainnya seperti meningkatkan nafsu makan seseorang dan memfasilitasi tidur yang lebih baik di malam hari.
- Pengobatan Antipsikotik:Obat-obatan antipsikotik seperti Zyprexa dan Risperdal digunakan untuk mengobati psikosis, termasuk halusinasi dan paranoia. Penggunaan obat-obatan antipsikotik dapat menjadi efektif dan tepat pada waktu untuk orang dengan penyakit Alzheimer. Namun, ini bukan tanpa risiko dan kontroversi. Food and Drug Administration telah mengeluarkan peringatan tentang penggunaan obat antipsikotik untuk mengobati gejala Alzheimer, sehingga kehati-hatian dan pemantauan sangat penting.
- Stabilisator Suasana Hati:Beberapa obat bertindak sedemikian rupa untuk meratakan suasana hati dan perilaku. Salah satu obat penstabil suasana hati semacam itu adalah Depakote. Sementara itu diklasifikasikan sebagai obat anti-kejang, telah terbukti efektif dalam mengobati beberapa gejala Alzheimer. Namun, beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa itu menimbulkan risiko lebih dari potensi manfaat ketika digunakan dalam demensia.
- Hipnotik:Sering disebut sebagai "tidur", obat hipnotis seperti Ambien dan Lunesta diresepkan dengan tujuan memperbaiki masalah tidur pada individu dengan Alzheimer. Selama tahap pertengahan Alzheimer, kegelisahan dan insomnia adalah masalah umum. Namun, obat-obatan ini dapat menyebabkan kantuk yang menetap di siang hari dan meningkatkan risiko jatuh dan komplikasi lainnya.
Praktik terbaik
Ketika mempertimbangkan obat-obatan untuk pengobatan penyakit Alzheimer, selalu berkomunikasi dengan dokter tentang obat lain atau suplemen yang dikonsumsi individu.
Juga, meskipun pendekatan non-obat yang Anda gunakan mungkin perlu ditambah dengan obat-obatan psikotropika, jangan menyerah. Terus bereksperimen dengan berbagai strategi dan pendekatan untuk menangani perilaku yang menantang.
Perlu diingat bahwa gejala dan tantangan Alzheimer berubah seiring waktu. Ada kemungkinan bahwa obat dapat dihentikan atau dikurangi ketika individu berkembang ke tahap berikutnya dari Alzheimer. Menggunakan dosis obat terendah yang efektif dapat meminimalkan potensi efek samping negatif dan interaksi obat serta meningkatkan kualitas hidup orang dengan penyakit Alzheimer.
Obat Nyeri Menyusui dan Obat Tanpa Obat
Bisakah Anda menggunakan Motrin, Advil, Tylenol, Aleve, atau Asprin saat menyusui? Apakah itu mempengaruhi bayi dan susu Anda? Inilah yang perlu Anda ketahui.
Obat dan Obat untuk Gejala Autisme
Sementara tidak ada obat yang dikembangkan untuk langsung mengobati atau menyembuhkan autisme, banyak yang mengobati gejala yang terkait dengan autisme, seperti kecemasan, depresi, dan perilaku.
Perbedaan Antara Perilaku Autistik atau Perilaku Buruk
Tidak selalu mudah untuk membedakan antara perilaku autistik dan perilaku buruk. Belajar melakukannya akan mengajarkan Anda bagaimana menanggapi masalah.