Kaitan Antara Panic Disorder, Anxiety, dan IBS
Daftar Isi:
Anxiety Disorder - sebab dan penyelesaian (Januari 2025)
Irritable bowel syndrome, atau hanya IBS, adalah jenis kondisi gastrointestinal yang mengganggu usus besar dan menyebabkan masalah dalam sistem pencernaan. IBS diperkirakan mempengaruhi hampir 20% orang dewasa AS. Gejala-gejala IBS dapat bervariasi untuk orang yang berbeda. Beberapa gejala IBS yang paling umum termasuk:
- Sakit perut
- Sakit perut yang sering
- Kram
- Gas kembung dan berlebihan
- Sembelit, diare
- Perubahan fungsi usus, termasuk berfluktuasi antara sembelit dan diare
Meskipun IBS bukan penyakit yang mengancam jiwa, IBS sering berkembang menjadi kondisi kronis yang dapat sangat memengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang.
Koneksi Antara IBS dan Gangguan Panik
Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat IBS tinggi di antara orang yang didiagnosis dengan gangguan kecemasan dan / atau gangguan suasana hati. Frekuensi gejala IBS telah ditemukan sangat tinggi untuk orang yang didiagnosis dengan gangguan panik. Sama seperti gangguan panik, IBS memiliki banyak gejala yang membuat Anda malu dan sulit diatur.
Serangan panik berulang dan sering tak terduga adalah gejala utama gangguan panik. Mirip dengan IBS, serangan panik ditandai oleh banyak sensasi fisik yang tidak nyaman. Beberapa gejala paling umum dari serangan panik termasuk berkeringat, gemetar, nyeri dada, detak jantung yang semakin cepat, dan sesak napas.Kedua kondisi tersebut juga memiliki banyak gejala yang sama, seperti kecemasan antisipatif dan perilaku menghindar. Gejala-gejala IBS dan gangguan panik bisa menjengkelkan, memalukan, dan sulit dikelola.
Saat ini tidak jelas mengapa persentase yang signifikan dari penderita gangguan panik juga berjuang dengan gejala IBS. Telah dihipotesiskan bahwa kedua kondisi tersebut dipicu oleh respons stres melawan atau lari. Respon melawan atau lari didorong oleh sistem saraf simpatik, menyebabkan perubahan pada tubuh untuk bersiap melawan atau melarikan diri dari ancaman yang dirasakan. Reaksi fisik yang umum termasuk berkeringat, detak jantung yang cepat, dan melambatnya sistem pencernaan. Orang-orang dengan gangguan panik dan IBS mungkin memiliki perlawanan yang terlalu aktif atau respon penerbangan, menyebabkan reaksi somatik yang kuat meskipun tidak ada bahaya.
Insiden IBS bahkan lebih tinggi bagi mereka yang didiagnosis dengan gangguan panik dengan agorafobia. Orang dengan agorafobia menunjukkan banyak perilaku menghindar di mana mereka menghindari tempat dan situasi yang mereka khawatirkan akan memicu serangan panik. Telah berspekulasi bahwa tingkat IBS yang lebih tinggi untuk penderita agorafobia sebagian dapat disebabkan oleh perilaku penghindaran yang tumpang tindih, seperti khawatir tentang di mana menemukan kamar kecil, rasa malu yang terkait dengan gejala IBS, dan harus mengelola gejala gastrointestinal yang sulit.
Ada juga beberapa bukti bahwa makanan tertentu, zat dan pilihan gaya hidup menimbulkan gangguan panik dan gejala IBS. Pemicu diet umum untuk kedua kondisi ini termasuk kafein, alkohol, dan gula. IBS dan gejala gangguan panik juga dapat memburuk karena stres kronis dan kebiasaan berpikir negatif.
Opsi Perawatan untuk IBS dan Gangguan Panik
Sama seperti gangguan panik, saat ini tidak ada obat untuk IBS. Namun, baik gangguan panik dan IBS adalah kondisi yang dapat diobati. Banyak pilihan perawatan umum untuk gangguan panik juga telah ditunjukkan untuk mengobati IBS dengan aman dan efektif. Sebagai contoh, beberapa selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) yang biasanya diresepkan untuk gangguan panik juga telah ditemukan untuk mengurangi gejala-gejala IBS. Di sisi lain, beberapa obat untuk gangguan panik dapat memperburuk gejala IBS, jadi penting bagi Anda untuk mendiskusikan gejala dan pilihan perawatan dengan dokter Anda.
Psikoterapi juga merupakan pilihan perawatan umum yang dapat membantu dengan gangguan panik dan IBS. Psikoterapi dapat membantu dengan teknik manajemen stres, karena tingkat stres tinggi sering memperburuk kedua kondisi tersebut. Pergi ke terapi dapat membantu Anda menangani perasaan fisik dan emosional yang terkait dengan kedua gangguan tersebut. Selain itu, psikoterapi dapat membantu mengurangi gejala kondisi yang terjadi bersamaan, seperti depresi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif, khususnya, dapat menjadi jenis psikoterapi yang efektif untuk orang-orang yang berjuang dengan IBS dan gangguan panik. CBT sering mencakup pendidikan, kegiatan desensitisasi, penugasan pekerjaan rumah, dan teknik relaksasi untuk membantu mengelola kondisi Anda. Teknik CBT dapat membantu mengurangi gejala gangguan panik dan masalah pencernaan yang terkait dengan IBS.
Gejala-gejala IBS dapat sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Memiliki IBS dan gangguan panik bisa sangat sulit untuk diatasi. Namun, dengan mendapatkan bantuan profesional dan mengelola stres Anda, Anda dapat belajar untuk secara efektif mengatasi kedua kondisi ini.
Kaitan Antara IBS dan Otak
Kesehatan emosi yang baik dapat membantu meringankan gejala-gejala IBS Anda yang dapat membuat Anda, otak, dan usus Anda merasa lebih baik.
Perbedaan Antara Panic Disorder dan OCD
Gangguan panik dan OCD keduanya dikategorikan sebagai gangguan kecemasan. Pelajari bagaimana mereka sama dan bagaimana mereka berbeda.
Perbedaan Antara Panic Disorder dan PTSD
Pelajari tentang perbedaan antara gangguan panik dan PTSD, yang merupakan kondisi terkait kecemasan yang ditandai dengan rasa takut dan gejala fisik yang intens.