Cara Menggunakan Teknik Disiplin yang Lembut
Daftar Isi:
- Disiplin Lembut Tampak pada Jangka Panjang
- Disiplin Lembut Mengajar Anak-anak Apa yang Harus Dilakukan
- Disiplin Lembut Mengakui Perasaan
- Disiplin Lembut Menempatkan Penekanan pada Keamanan
- Disiplin Lembut Menjelaskan Ekspektasi Jelang Waktu
- Disiplin Lembut Menggunakan Konsekuensi Positif dan Negatif
Mendisiplinkan Anak Tanpa Teriakan dan Kekerasan - Seri Parenting Ayah Edy Part 20 (Januari 2025)
Disiplin yang lembut adalah salah satu dari lima jenis disiplin utama yang didasarkan pada saling menghormati antara orang tua dan anak-anak. Dasar untuk disiplin yang lembut adalah fokus pada penggunaan disiplin dan bukan hukuman.
Mirip dengan disiplin positif, orang tua yang menggunakan disiplin lembut tidak memukul atau menggunakan segala bentuk hukuman fisik. Mereka tidak mempermalukan atau mempermalukan anak-anak tetapi sebaliknya, memberikan konsekuensi negatif yang menghormati yang menghalangi perilaku masa depan.
Disiplin Lembut Tampak pada Jangka Panjang
Disiplin yang lembut tidak hanya fokus pada perilaku hari ini. Sebaliknya, itu membantu orang tua melihat jangka panjang. Orangtua mengenali keterampilan yang dibutuhkan anak-anak mereka dan menemukan strategi disiplin yang akan mencapai tujuan mereka.
Misalnya, jika seorang anak perlu belajar tanggung jawab, orang tua dapat menawarkan lebih banyak tugas untuk memastikan seorang anak mendapatkan keterampilan yang dibutuhkannya. Disiplin yang lembut melibatkan mengatasi defisit keterampilan sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan bertanggung jawab.
Disiplin Lembut Mengajar Anak-anak Apa yang Harus Dilakukan
Disiplin yang lembut berfokus pada mengajar anak-anak perilaku yang sesuai. Misalnya, seorang anak yang menyebut nama-nama saudaranya tidak hanya mendapatkan waktu istirahat. Sebaliknya, dia juga diajarkan untuk menggunakan kata-katanya dengan cara yang bagus.
Disiplin yang lembut mengajarkan anak-anak bagaimana mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sesuai secara sosial. Anak-anak belajar bagaimana membuat keputusan yang sehat sendiri.
Disiplin Lembut Mengakui Perasaan
Disiplin lembut juga mempertimbangkan perasaan anak-anak. Jika seorang anak marah, orang tua tidak akan mengatakan, “Ya, itulah hidup,” atau “Anda tidak boleh begitu kesal tentang sesuatu yang begitu kecil.” Sebaliknya, orang tua yang menggunakan disiplin yang lembut mengajarkan anak-anak cara belajar dengan emosi yang tidak nyaman itu..
Orang tua berbicara dengan anak-anak tentang perasaan mereka dan menganggap mereka serius. Anak-anak merasa divalidasi ketika mereka melihat bahwa orang dewasa mempertimbangkan perasaan mereka. Ketika ada masalah, mereka bekerja dalam pemecahan masalah bersama dan anak-anak diperbolehkan memberi masukan.
Disiplin Lembut Menempatkan Penekanan pada Keamanan
Orangtua menekankan keamanan fisik dan emosional. Anak-anak diajarkan untuk mengevaluasi risiko dan mempertimbangkan apakah pilihan mereka aman. Jika seorang anak akan membuat pilihan yang buruk, orang tua menunjukkan konsekuensi potensial.
Anak-anak juga diajarkan alasan yang mendasari aturan. Orang tua mungkin berkata, “Kami berjalan di tempat parkir karena ada banyak mobil yang berkeliling yang perlu kami waspadai sehingga kami tidak tertabrak.” Orang tua yang menggunakan disiplin yang lembut tidak memberi tahu anak-anak untuk melakukan sesuatu, "Karena saya bilang begitu."
Disiplin Lembut Menjelaskan Ekspektasi Jelang Waktu
Apa saja dan semuanya dapat digunakan sebagai pengalaman belajar bagi anak-anak. Perjalanan ke toko kelontong, naik mobil atau bermain game dapat digunakan untuk mengajari anak-anak berbagai keterampilan.
Orangtua membuat aturan dan harapan yang jelas sebelum waktunya. Misalnya, sebelum pergi ke rumah sakit, seorang anak mungkin diberi tahu, “Kami akan mengunjungi Bibi Sally di rumah sakit hari ini. Kita harus menggunakan suara di dalam karena orang-orang di rumah sakit tidak merasa baik dan beberapa dari mereka akan tidur. Kami juga harus menggunakan kaki berjalan dan tubuh yang tenang. ”Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan diberi tahu konsekuensi jika mereka melanggar peraturan.
Ketika anak-anak menyadari aturan di depan waktu, itu memberi mereka pilihan. Mereka tahu apa yang akan terjadi jika mereka berperilaku dan juga apa konsekuensi negatifnya jika mereka berbuat salah. Ketika orang tua menggunakan disiplin yang lembut, mereka tidak mencoba memaksa anak-anak untuk melakukan apa saja dengan keinginan semata dan mereka menghindari perebutan kekuasaan.
Disiplin Lembut Menggunakan Konsekuensi Positif dan Negatif
Disiplin yang lembut tidak boleh dibingungkan dengan pola asuh yang permisif. Sebaliknya, orang tua menawarkan konsekuensi yang efektif. Tetapi penting untuk dicatat bahwa setiap konsekuensi melayani tujuan tertentu.
Konsekuensi tidak diberikan hanya karena orang tua marah atau frustrasi. Sebaliknya, setiap tindakan disipliner berfungsi sebagai peluang bagi seorang anak untuk belajar.
Dengan balita dan anak-anak yang lebih muda, pengarahan ulang adalah teknik disiplin umum. Daripada berteriak atau mengirim anak ke kamarnya karena berulang kali menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya, orang tua dapat membuatnya terlibat dalam aktivitas baru untuk menghentikan perilaku tersebut.
Konsekuensi logis dan konsekuensi alami sering digunakan untuk mencegah perilaku negatif terulang. Time-out dapat digunakan sebagai cara untuk mengajar anak-anak untuk beristirahat ketika mereka marah atau kesal.
Ada juga konsekuensi positif yang memperkuat perilaku yang baik. Sistem penghargaan sering digunakan untuk mendorong perilaku yang baik atau untuk membantu anak-anak menangani masalah perilaku tertentu. Pujian dan banyak perhatian positif ditawarkan untuk memperkuat pilihan yang baik dan perilaku yang baik juga.
10 Teknik Disiplin Terbaik untuk Tweens
Tween years adalah waktu yang penting untuk disiplin. Gunakan teknik-teknik disiplin ini untuk memberi anak Anda keterampilan yang ia butuhkan untuk membuat pilihan yang baik.
Cara Menggunakan Teknik Disiplin Positif
Disiplin positif dapat menjadi cara yang efektif untuk mengubah perilaku anak-anak dengan cepat. Berikut beberapa strategi yang bermanfaat.
Teknik Disiplin Yang Memperburuk Masalah Perilaku
Beberapa strategi pengasuhan dan teknik disiplin sebenarnya dapat membuat masalah perilaku anak menjadi lebih buruk.