7 Cara untuk Mengatasi Mentalitas Korban Anak Anda
Daftar Isi:
- 1. Buat Ritual Syukur
- 2. Ajarkan Anak Anda untuk Membungkam Pikiran Negatifnya
- 3. Ajarkan Anak Anda Cara Menghadapi Emosi yang Tidak Nyaman
- 4. Ajarkan Keterampilan Memecahkan Masalah
- 5. Bantu Orang Lain
- 6. Ajarkan Keterampilan Ketegasan
- 7. Bermain Peran Bagaimana Menangani Situasi Tangguh
Legends Rising Season 2: Episode 3 - Revolver (Januari 2025)
Penting bagi anak Anda untuk mengetahui bahwa gagal dalam tes sains atau menyerang dalam gim tidak membuatnya menjadi korban. Kegagalan, penolakan, dan kekecewaan adalah bagian dari kehidupan.
Bantu anak Anda belajar untuk mengambil tanggung jawab pribadi atas cara dia berpikir, merasa, dan berperilaku sehingga dia tidak menjalani hidup dengan bersikeras bahwa dia adalah korban orang jahat dan keadaan yang tidak menguntungkan. Bahkan ketika dia menghadapi kesulitan, beri anak Anda kekuatan untuk melihat dirinya sebagai orang yang kuat secara mental yang dapat bertahan menghadapi kesulitan.
Baik Anda sudah melihat tanda-tanda mentalitas korban, atau Anda berharap untuk mencegah sikap 'miskin saya' sebelum dimulai, berikut adalah tujuh langkah yang dapat Anda ambil untuk memberdayakan anak Anda:
1. Buat Ritual Syukur
Rasa syukur terus mengasihani diri sendiri. Luangkan waktu untuk berbicara tentang apa yang Anda syukuri setiap hari. Bahkan ketika Anda menghadapi keadaan yang sulit, teladurlah sikap bersyukur.
Buat ritual harian yang akan membantu anak Anda mengenali semua alasan dia harus bersyukur. Berikut beberapa ide:
- Saat makan malam, tanyakan kepada anak Anda tentang bagian terbaik dari harinya.
- Pada waktu tidur, minta dia menyebutkan tiga hal baik yang terjadi.
- Buat papan buletin rasa syukur dan beri pin untuk itu yang mengatakan apa yang Anda syukuri hari ini.
2. Ajarkan Anak Anda untuk Membungkam Pikiran Negatifnya
Beberapa anak cenderung memiliki pandangan yang lebih pesimis daripada yang lain. Tetapi dengan sedikit bantuan, mereka dapat mengenali pemikiran negatif mereka mungkin tidak akurat.
Bantu anak Anda membungkam pemikiran negatifnya dengan mencari pengecualian terhadap aturan. Jika dia bersikeras, "Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang menyenangkan," ingatkan dia tentang kegiatan menyenangkan yang baru-baru ini dia ikuti. Jika dia berkata, "Tidak ada yang menyukai saya," tunjuk orang-orang yang suka.
3. Ajarkan Anak Anda Cara Menghadapi Emosi yang Tidak Nyaman
Ajari anak Anda bagaimana menghadapi emosi yang tidak nyaman, seperti rasa takut, kecemasan, kemarahan, dan kesedihan. Anak-anak yang memiliki keterampilan coping yang sehat cenderung tidak bersikeras pada peristiwa minor adalah bencana besar.
Seorang anak yang memiliki keyakinan dalam kemampuannya untuk menangani kekecewaan, misalnya, tidak akan menuntut kehidupan tidak adil ketika saatnya meninggalkan taman bermain.
Disiplinkan perilaku anak Anda, tetapi bukan emosi. Biarkan dia tahu bahwa emosinya baik, tetapi penting untuk menangani emosi tersebut dengan cara yang sesuai secara sosial. Ajari dia cara-cara yang sehat untuk mengekspresikan perasaannya dan mencegahnya dari menjadi tuan rumah pesta kasih sayangnya setiap kali dia marah.
4. Ajarkan Keterampilan Memecahkan Masalah
Anak-anak yang tidak memiliki keterampilan memecahkan masalah cenderung mengambil pendekatan pasif terhadap kehidupan. Seorang anak yang tidak tahu bagaimana mengerjakan PR matematikanya mungkin mengundurkan diri ke nilai yang gagal bahkan tanpa berusaha mencari solusi. Atau, seorang anak yang tidak membuat tim sepak bola dapat menyimpulkan dia adalah seorang atlet yang buruk.
Ajari anak Anda bagaimana memecahkan masalah. Seorang anak yang mengambil tindakan ketika dia menghadapi kesulitan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk melihat dirinya sebagai korban yang tidak berdaya. Anak-anak dengan kemampuan memecahkan masalah yang baik dapat mencegah hambatan kecil berubah menjadi kendala utama.
5. Bantu Orang Lain
Mudah bagi anak-anak untuk berpikir bahwa mereka memiliki masalah terbesar di dunia. Menunjukkan kepada mereka bahwa ada banyak orang lain dengan masalah yang lebih besar dapat membantu mereka melihat bahwa semua orang menghadapi kesulitan.
Membantu orang lain dapat menunjukkan kepada anak Anda bahwa tidak peduli seberapa muda dia, atau tidak peduli masalah apa yang ia alami, ia memiliki kemampuan untuk membantu orang lain.
Sukarelawan di dapur umum, bantulah tetangganya yang sudah tua dengan pekerjaan halaman atau ikut serta dalam proyek penggalangan dana. Ajak anak Anda terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat secara teratur sehingga ia dapat mengenali peluang untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik.
6. Ajarkan Keterampilan Ketegasan
Ajari anak Anda bahwa ia tidak harus menjadi korban pasif. Jika anak lain mengambil mainan dari tangannya, bantu dia memintanya kembali. Atau, jika dia dipilih oleh anak-anak lain di sekolah, bicaralah tentang bagaimana meminta bantuan seorang guru.
Anak-anak dengan keterampilan asertif dapat berbicara dan berkata, "Jangan lakukan itu," atau "Saya tidak suka ketika Anda melakukan itu." Berdayakan anak Anda untuk menggunakan kata-katanya dan Anda akan mengurangi kemungkinan bahwa dia akan menjadi korban.
7. Bermain Peran Bagaimana Menangani Situasi Tangguh
Bermain peran berfungsi sebagai alat pengajaran yang luar biasa karena anak-anak belajar paling baik ketika mereka memiliki kesempatan untuk melatih keterampilan mereka secara langsung. Bantu anak Anda belajar untuk menghindari mentalitas korban dengan menunjukkan kepadanya bagaimana menangani situasi sulit secara proaktif.
Jika dia mengatakan tidak ada yang bermain dengannya di waktu istirahat, bantulah dia berlatih bertanya apakah dia bisa bermain dengan Anda. Ketika dia menyadari pilihannya dalam menanggapi situasi sulit, dia akan lebih cenderung mengambil tindakan positif.
6 Tanda Anak Anda Memiliki Mentalitas Korban
Beberapa anak bersikeras bahwa dunia keluar untuk mendapatkannya, tidak peduli apa. Inilah tanda-tanda anak Anda telah mengembangkan mentalitas korban.
Tips untuk Korban PTSD untuk Mengatasi Kenangan yang Mengesalkan
Orang dengan PTSD sering mengalami kilas balik dan pikiran yang mengganggu. Pelajari cara mengatasi ingatan yang menjengkelkan ini.
7 Cara untuk mengekang Mentalitas Korban Anak Anda
Jangan biarkan anak Anda menyalahkan orang lain atau mengadakan pesta kasihan. Sebagai gantinya, ambil langkah untuk mengekang mental korbannya.